Pemberdayaan Perajin Bambu melalui Program Diseminasi Inovasi Seni

27 Agustus 2024
Bawuran
Dibaca 268 Kali
Pemberdayaan Perajin Bambu melalui Program Diseminasi Inovasi Seni

Perajin Bambu di Kalurahan Bawuran memperoleh angin segar untuk lebih mudah menjalankan dan mengembangkan usahanya. Hal ini berkaitan dengan masuknya Program Diseminasi Inovasi Seni (PDIS) dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta berkolaborasi dengan STIE Widya Wiwaha, Pemerintah Kalurahan Bawuran, dan Koperasi Pemasaran Formekers Kriya Utama melalui gerai Decomekers resmi digelar di Balai Kalurahan Bawuran, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul bertempat di Aula Balai Kalurahan Bawuran, Senin (26/8).

Program Diseminasi yang diinisiasi oleh LPPM ISI Yogyakarta bersama mitra ini adalah merupakan kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut dengan baik. Kelompok Perajin Bambu “SANAN” yang dirangkul sebagai mitra utama kegiatan ini.

Program ini fokus pada inovasi desain dan produksi bagi kelompok perajin bambu serta pelatihan manajemen dan wirausaha dalam pembuatan produk inovatif dari material bambu lokal.

Rangkaian kegiatan dimulai pada 26 Agustus 2024, ditandai dengan penyerahan peralatan pertukangan seperti bor duduk, miter saw, dan kompresor oleh Ketua Pelaksana PDIS 2024, Agung Wicaksono. Penyerahan dilakukan kepada Ketua Kelompok Perajin Bambu “SANAN”, Fajar Riyadi, dengan disaksikan oleh Ketua LPPM ISI Yogyakarta, Eli Irawati, Lurah Bawuran, Supardiono, anggota tim PDIS Arif Suharsono, Koperasi Pemasaran Formekers Kriya Utama, Itock Van Diera. Setelah penyerahan peralatan dan penandatangan berita acara serah terima, dilanjutkan dengan pelatihan manajemen dan wirausaha yang dipandu oleh Meidi Syaflan dan Lilik Ambarwati dari STIE Widya Wiwaha.

Penyerahan Bantuan Alat

 

Pelatihan yang diikuti oleh 15 perajin bambu ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dan daya saing produk mereka di pasar.

“Kita pilih desa Bawuran di PDIS ini karena sudah menjadi desa rintisan budaya, kerjasama antara kalurahan, masyarakat dan kelompoknya sangat bagus, bisa dimajukan secara ekonominya sehingga mereka bisa menghidupkan desa wisatanya berbasis budaya, jadi pas sekali ISI masuk disini untuk membantu pengembangan wilayah seni dan budayanya setelah suksesnya proram P3Wilson,” ungkap Eli Irawati, Ketua LPPM ISI Yogyakarta.

“PDIS ini juga menggandeng mitra pelaku usaha yang tergabung di Koperasi Pemasaran Formekers Kriya Utama melalui Gerai Decomekers yang ada di Galeria Mall untuk mencoba membantu pemasaran produk hasil inovasi seni kelompok perajin bambu di Bawuran ini,” imbuhnya.

Menurut Lurah Bawuran, Supardiono, program tersebut dikhususkan untuk kerajinan bambu di Kalurahan Bawuran yang saat ini memang membutuhkan bantuan inovasi agar desain, kualitas dan pemasaran bisa meningkat.

“Kita dari pemerintah berusaha bekerjasama dengan mitra baik akademisi maupun pelaku usaha pemasaran dalam upaya peningkatan kapasitas dan inovasi desain produk serta nantinya saya harap juga bisa sampai permasalahan ketersediaan bahan baku seperti bambu Wulung, Apus, Petung dan Tutul yang sering kita gunakan,” jelasnya.

“Selain kerajinan bambu, kerajinan batik dengan canting kertas, ukm penggilingan bakso, ada juga wisata alam yang cukup terkenal yaitu Puncak Sosok yang setiap hari ramai pengunjung serta ada potensi daur ulang sampah plastik untuk membuat batu bata karena wilayah kita memang dekat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan,” tambah Supardiono.

Sementara itu, ditemui tepisah Ketua Kelompok Perajin Bambu Sanan, Fajar Riyadi, mengungkapkan bahwa program ini memberikan mereka akses pada teknologi dan pengetahuan baru yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk di pasar nasional maupun internasional. Dengan adanya kolaborasi antara akademisi, pemerintah, dan koperasi, inovasi dalam desain dan produksi kerajinan bambu kini semakin terwujud, membuka peluang baru bagi ekonomi lokal.

(Mengutip dari https://jurnalnusantara.net/)