Dukung Petani Bawuran, Pemerintah Kalurahan Ajak Studi Tiru
Bawuran - Pemerintah Kalurahan Bawuran di bidang Ulu-Ulu pada sektor pertanian mendukung kemajuan para petani di wilayah Bawuran.
Salah satu dukungan melalui kegiatan studi tiru di Dusun Kalibening, Desa Kebondalem, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, tepatnya di Kampung Alpukat, Sabtu (27/05).
Peserta dalam kegiatan ini adalah para petani dan ketua RT serta lembaga yang ada di Kalurahan Bawuran. Harapannya, ilmu yang didapat bisa ditularkan kepada para tetangga sehingga ke depan dapat menjadi salah satu solusi ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Peserta disambut oleh Dukuh Kalibening, Mulyanto, beserta tim pengelola Kampung Alpukat. Oleh mereka, acara dikemas secara sederhana namun dapat dimengerti dengan baik oleh peserta studi tiru.
Dalam sambutannya, Lurah Bawuran, Supardiono SSn, mengharapkan kerjasama yang baik di bidang pertanian, dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta ilmu yang didapat, nantinya bisa diterapkan di Kalurahan Bawuran.
Dukuh Kalibening, Mulyanto, mengungkapkan rasa senang dapat menerima rombongan dari Kalurahan Bawuran. Mulyanto juga menjelaskan bahwa varietas alpukat yang ada di desanya merupakan varietas nomor 1 se Indonesia, sembari mengeluarkan contoh buah alpukat dengan ukuran besar.
"Buah alpukat ini beratnya kurang lebih 1,2 kilogram dan normalnya bisa sampai 1,7 kilogram per buah, biji tidak besar dan daging buahnya tebal", ujar Mulyanto.
"Setiap ada studi tiru, kami membuka bazar buah, namun momen yang tidak tepat membuat tidak ada buah yang bisa dibawa pulang karena masih mentah, bahkan belum berbuah", canda Mulyanto.
Mulyanto juga menambahkan, bahwa pohon alpukat berbuah dan matang di antara bulan Januari sampai dengan Maret. Sehingga apabila akan mengadakan studi tiru, harapannya diperhatikan waktu kunjungan, agar dapat menikmati buah alpukat yang sudah disediakan.
Mulyanto dan kawan-kawan juga menunjukkan cara menyambung bibit alpukat biasa dengan bibit varietas unggulan. Lurah Bawuran dan beberapa peserta juga diajarkan secara langsung langkah-langkah penyambungan.
Cara menanam bibit alpukat juga diberikan langkah-langkah dan teknik yang dilakukan agar didapatkan pohon alpukat yang subur dan dapat menghasilkan.
Pada lahan yang sudah disediakan, dibuat lubang kurang lebih sedalam 20cm. Setelah selesai, ditaburkan kapur dolomit secara rata. Mulai memasukkan bibit ke dalam lubang, namun pelepasan polybag dilakukan dengan teknik menyobek bagian bawah dahulu dan sedikit sobekan di sisi samping, hal ini untuk memudahkan melepas polybag saat sudah tertimbun tanah di bagian samping. Bibit kemudian dimasukkan ke lubang, dan ditimbun tanah, kemudian menarik polybag yang sudah disobek sebelumnya. Hal ini mencegah agar akar tidak kehilangan rumah aslinya. Penimbunan tanah dilakukan hingga permukaan penanaman bibit lebih tinggi dari permukaan tanah sekelilingnya. Kemudian diberi pupuk kandang, ditabur kembali bubuk dolomit. Untuk mempercepat pemupukan, dapat digunakan pupuk NPK mutiara secukupnya. Pemberian pupuk bisa dilakukan seminggu sekali, dan penyiraman dilakukan 2 hari sekali jika pada musim kemarau. Namun, apabila curah hujan tinggi, tidak perlu dilakukan penyiraman.
Peserta studi tiru juga diajak melihat tempat pembibitan alpukat dan proses hingga menjadi bibit pohon siap tanam di pekarangan. Dilanjutkan memperlihatkan sekretariat pengelola Kampung Alpukat.
Kegiatan dilanjutkan dengan melakukan foto bersama di Tugu Alpukat sebagai tanda berakhir pula kegiatan studi tiru yang dilakukan oleh Pemerintah Kalurahan Bawuran. (AIS)
Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin