Menghidupkan Sejarah Masa Lalu, Pengurus Rintisan Desa Budaya Lakukan Ini
Lensa Bawuran - Pengurus Rintisan Desa Budaya "NOTOPROJO", bersama masyarakat padukuhan Bawuran 1 dan Bawuran 2 menggelar acara Memetri Sendang Ketos sebagai bentuk pelestarian budaya utamanya dalam menghidupkan kembali sejarah lokal.
Memetri Sendang Ketos yang berarti sebuah wujud syukur kepada Tuhan atas limpahan berkah dengan adanya Sendang Ketos menjadikan sebagai sumber kehidupan ini menjadi momentum penting untuk mengingat kembali kisah perjalanan Sendang Ketos yang dipercaya memiliki nilai sejarah tinggi dan peran besar dalam kehidupan masyarakat Bawuran. Tidak hanya sebagai warisan sejarah, tetapi juga sebagai aset yang dapat dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan yang menggunakan Dana Keistimewaan ini melalui serangkaian acara. Diawali dengan kirab membawa Genthong (tempat air yang berbentuk seperti tempayan besar, biasanya terbuat dari tanah liat-red) dan Klenthing ( kendiĀ tanpa cerat tempat membawa air dari sumur-red) serta hasil bumi sebagai tanda syukur atas rejeki yang melimpah. Diiringi andong yang ditumpangi oleh Lurah Bawuran dan Sesepuh Nglengkong, KH. M. Ali Ridlo beserta istri. Di belakang andong turut mengiringi yaitu barisan pamong kalurahan, ketua RT 2 padukuhan, dan kelompok seni beserta tokoh dan warga masyarakat. Rute pendek yang diambil dimulai dari rumah Dukuh Bawuran 2 menuju Sendang Ketos yang berjarak kurang lebih 1 kilometer.
Turut hadir Komandan Kodim 0729 Kabupaten Bantul, Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Bantul, Ketua Dewan Kebudayaan Kabupaten Bantul, Panewu Anom Kapanewon Pleret, Danramil Pleret, Kapolsek Pleret yang diwakili oleh Bhabinkamtibmas Bawuran.
Komandan Kodim 0729 Bantul, Letkol Inf Muhidin, S.H., M.I.P, dalam sambutannya, sangat berterima kasih atas diselenggarakannya Memetri Sendang Ketos, sehingga dapat mengenang masa kecil di wilayah pedesaan serta mendukung penuh kegiatan semacam ini.
Rangkaian acara selanjutnya umbul doa (tahlil) yang dipimpin oleh KH M Ali Ridlo selaku sesepuh untuk memohon kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat. Dilanjutkan mengisi air dari Genthong, dituang oleh Dandim, Kadis Kebudayaan, Panewu Anom, Danramil, Bhabinkamtibmas, dan tokoh masyarakat secara bergantian, pada Klenthing yang telah disediakan berjumlah 7 buah, yang nantinya akan digendong para putri (dalam hal ini yang menggendong Klenthing adalah Ibu Dukuh se-Kalurahan Bawuran) untuk dibawa pulang dan diminum untuk mengambil berkahnya.
Pemerintah Kalurahan Bawuran bersama masyarakat berkomitmen untuk terus menguri-uri tradisi ini agar nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tidak terlupakan. Melalui Memetri Sendang Ketos ini, diharapkan masyarakat Bawuran semakin menyadari pentingnya melestarikan kearifan lokal, sekaligus mampu mengembangkan potensi wisata budaya yang dimiliki. Dengan langkah ini, diharapkan perekonomian warga dapat meningkat melalui pemanfaatan Sendang Ketos sebagai destinasi wisata budaya yang menarik wisatawan. (AIS/IV)
Dokumen Lampiran
Narasi tentang Sendang KetosKirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin